Dupont Lover – Nama DuPont mungkin dikenal sebagai salah satu raksasa industri kimia terbesar di dunia. Selama lebih dari dua abad, perusahaan ini telah memproduksi berbagai inovasi, dari nilon hingga Teflon, yang mengubah cara kita hidup. Namun, di balik citra gemerlap tersebut, tersembunyi sebuah sejarah kelam yang penuh dengan kerahasiaan, kerusakan lingkungan, dan penderitaan manusia. Warisan ini, yang sering disebut sebagai Warisan Kejahatan DuPont, mengungkap sisi gelap dari ambisi perusahaan yang tak terbatas.
Semua bermula dari penemuan asam perfluorooctanoic (PFOA), atau C8, pada tahun 1940-an. DuPont mulai menggunakan senyawa ini secara masif dalam produksi Teflon, lapisan antilengket yang menjadi terobosan di dapur modern. Selama bertahun-tahun, Teflon menjadi produk andalan yang mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan.
Namun, di balik kesuksesan finansial, ilmuwan di DuPont mulai menemukan fakta yang mengkhawatirkan. Studi internal menunjukkan bahwa PFOA bersifat “persisten” dan tidak dapat terurai di lingkungan maupun tubuh manusia. Yang lebih parah, senyawa ini terbukti beracun dan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius pada hewan.
Skandal terbesar dan yang paling terkenal terjadi di sekitar pabrik DuPont di Parkersburg, Virginia Barat. Sejak tahun 1950-an, limbah PFOA dari pabrik tersebut dibuang ke sungai dan dibiarkan meresap ke dalam tanah, mencemari sumber air minum di seluruh wilayah.
Pada tahun 1998, seorang petani bernama Wilbur Tennant menyadari ada yang tidak beres. Ratusan sapinya mati secara misterius, menunjukkan gejala penyakit aneh. Setelah Tennant menghubungi seorang pengacara bernama Robert Bilott, sebuah investigasi besar pun dimulai. Bilott menemukan dokumen-dokumen internal DuPont yang menunjukkan bahwa perusahaan telah mengetahui bahaya PFOA selama puluhan tahun, tetapi sengaja merahasiakannya dari publik dan pemerintah.
Dokumen-dokumen ini mengungkap betapa manipulatifnya DuPont. Mereka sengaja membuang limbah berbahaya, memanipulasi data, dan bahkan menekan para ilmuwan yang mencoba menyampaikan kebenaran. Penderitaan yang dialami warga Parkersburg dan sekitarnya menjadi bukti nyata dari kejahatan korporasi ini. Ribuan orang menderita penyakit seperti kanker testis, penyakit ginjal, penyakit tiroid, dan kolitis ulseratif akibat paparan PFOA.
Baca Juga: “Fashion Astetik jadi Tinta Sementara Dikulit Tren Siap Meledak!“
Kasus Parkersburg, yang diabadikan dalam film “Dark Waters” (2019), hanyalah puncak gunung es. PFOA dan senyawa terkaitnya, yang dikenal sebagai zat kimia selamanya (forever chemicals), kini telah ditemukan di seluruh dunia. Senyawa ini ada di dalam air minum, tanah, bahkan darah manusia, di mana ia dapat bertahan selama-lamanya.
Meskipun DuPont akhirnya membayar denda miliaran dolar dan setuju untuk menghapus PFOA dari produksinya, warisan kejahatan mereka tetap ada. Kerusakan lingkungan yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki sepenuhnya, dan ribuan orang terus hidup dengan dampak kesehatan dari paparan zat beracun ini.
Kisah DuPont adalah pengingat yang kuat tentang bahaya keserakahan korporasi dan pentingnya transparansi. Ini adalah pelajaran bahwa di balik setiap produk revolusioner, mungkin ada konsekuensi yang tidak terduga dan harga yang harus dibayar oleh masyarakat dan lingkungan.